Dasar-Dasar Teori Elektronika Dan Dasar Kelistrikan

Dasar-Dasar Teori Elektronika Dan Teori Dasar Kelistrikan - Kali ini kita akan membahas Teori dasar elektronika. Untuk dapat belajar memahami dan menjadi seorang teknisi elektro yang cukup handal, Kita harus terlebih dahulu mempelajari suatu teori dasar dari elektronika juga kelistrikan. Ada beberapa teori dasar yang harus kalian ketahui dan pelajar, mulai dari teori elektron, atom , hukum ohm , arus listrik dan masih banyak lagi.
Teori Dasar Elektronika. Berikut beberapa teori elektronika dasar beserta dasar kelistikan yang harus dan wajib anda pelajari dan pahami jika anda ingin menjadi seseorang yang ahli dalam dunia bidang elektronika.

Teori Elektron dan Atom
Jika suatu zat atau benda baik itu cari padat maupun gas, dibagi menjadi bagian yang paling kecil, dan bagian tersebut masih memiliki suatu sifat asalnya, maka zat atau benda tersebut dinamakan molekul. Jika molekul tersebut terus dibagi menjadi bagian bagian yang paling kecil, sehingga bagian tersebut tidak memiliki sifat asalnya lagi, maka disebutlah sebuah atom.

Kata atom itu sendiri sebenarnya memiliki asal dari bahasa Yunani yang memiliki arti tidak dapat dibagi bagi lagi. Jadi atom dapat didefinisikan sebagai salah satu bagian yang terkecil dari molekul yang sudah tidak dapat dibagi lagi dengan reaksi kimia biasa. Dan molekul adalah bagian terkecil dari suatu benda yang masil memiliki sifat asal.

Atom terdiri dari inti atom atau nukleus dan tersusun dari suatu proton (positif) dan netron (netral), yang dikelilingi oleh elektron (negatif). Sebuah atom dapat dikatakan netral bila memiliki suatu muatan positif dan negatif dalam jumlah yang sama. Dalam sebuah teori atom dikenal istilah elektron bebas atau elektron valensi, yaitu elektron yang berada pada lintasan kulit atom paling luar.

Dalam suatu hukum muatan listrik, jika ada suatu muatan sejenis akan mengalami tolak menolak. Dan sedangkan jika ada muatau yang tidak sejenis maka akan tarik menarik. Dalam sebuah teori perpindahan muatan listrik, ada tiga jenis bahan yaitu konduktor atau biasa disebut penghantar, semikonduktor atau setengah penghantar, dan sebuah isolator atau penghambat.

Teori Arus Listrik
Arus listrik adalah suatu muatan-muatan negatif atau elektron yang mengalir dari potensial rendah menuju ke potensial tinggi. Satuan dari arus listrik adalah Ampere. Dalam teori arus listrik, dikenla dua jenis sumber arus listrik, yaitu arus listrik searah DC dan sumber arus listrik bolak balik AC.

Sumber arus DC adalah suatu listrik yang tidak akan berubah fasenya. Sebagai contoh baterai, Solar Cell, Accumulator. Dinamo dan Adaptor. Sedangkan arus AC adalah suatu arus listrik yang berubah ubah fasenya pada setiap saat. Contoh  generator, listrik PLN, dan inverter. Alat yang dapat digunakan untuk mengukur arus listrik adalah Amperemeter.

Rumus Arus Listrik: I=Q/t

Dimana:

I = arus listrik dalam satuan ampere (A)
Q = muatan listrik dalam satuan columb (C)
t = waktu dalam satuan sekon (s)
3. Teori Tegangan Listrik

Pengertian tegangan listrik adalah energi atau tenaga yang menyebabkan muatan-muatan negatif atau elektron) mengalir dalam penghantar. Nilai satuan dari tegangan listrik adalah V ( Volt ). Alat yang digunakan untuk mengukur besar kecilnya tegangan listrik adalah voltmeter.

Rumus Tegangan Listrik: V=W/Q

Dimana:

V = tegangan listrik dalam satuan volt (V)
W = energi dalam satuan joule (J)
Q = muatan listrik dalam satuan columb (C)

Teori Resistor / Hambatan
Resistor merupakan komponen elektronika pasif yang berfungsi sebagai hambatan listrik. Satuan nilai resistor adalah Ohm. Alat yang digunakan untuk mengukur besarnya hambatan resistor adalah Ohmmeter. Teori yang erat kaitannya dengan resistor adalah teori George Simon Ohm dengan penelitian kolam air raksanya.

Jika dilihat dari bahannya, resistor memiliki 5 jenis, yakni resistor karbon, kompon, kawat gulung, serbuk besi, dan film logam. Sedangkan jika dilihat dari jenisnya, ada resistor tetap, resistor variabel, negative temperatur coefficient (NTC), positive temperatur coefficient ( PTC ), light dependent resistor ( LDR ), dan magnetic dependent resistor ( MDR ).

Nilai resistansi yang dimiliki sebuah resistor dapat dilihat dari gelang-gelang warna yang dimilikinya. Gelang pertama menyatakan angka pertama ( digit ke-1 ). Gelang kedua menyatakan angka kedua  ( digit ke-2 ). Gelang ketiga menyatakan banyaknya nol atau faktor pengali. Gelang keempat menyatakan toleransi.

Hukum yang membahas tentang resistor adalah hukum Ohm yang dikemukakan oleh George Simon Ohm. Hukum tersebut berbunyi, dalam suatu rangkaian tertutup, kuat arus listrik ( I ), berbanding lurus atau sebanding dengan tegangan listriknya ( V ), dan berbanding terbalik dengan hambatan listrik ( R ).

 Teori Daya Listrik
Pengertian daya listrik adalah usaha listrik dalam suatu penghantar setiap sekon atau detik.

Rumus daya listrik adalah: P = W/t

Dimana:
  • P = daya listrik dalam satuan Watt (W)
  • W = usaha listrik dalam satuan Joule (J)
  • t = waktu dalam satuan sekon (s)

Sekian informasi dari teknisikediri.com jika bermanfaat silahkan share artikel. Silahkan baca artikel lainya mengenai elektronika dasar. Terimakasih telah membaca. :)

Sumber bacaan : belajarelektronika.net

Posting Komentar untuk "Dasar-Dasar Teori Elektronika Dan Dasar Kelistrikan"